TUGAS MINGGU KE 3
SOAL
1. Apa yang anda ketahui
tentang wawasan nasional dan paham kekuasaan.
2. Buat tulisan tentang
bentuk kepedulian mahasiswa (anda pribadi) jika anda ditugaskan untuk terjun ke
masyarakat dalam rangka bakti sosial.
JAWAB
1. Wawasan Nusantara dan Paham Kekuasaan
A.
Wawasan Nasional
Kata Wawasan berasal
dari bahasa Jawa yaitu wawas (mawas) yang artinya melihat atau memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang
atau cara melihat.Kehidupan negara senantiasa dipengaruhi perkembangan
lingkungan strategik sehinga wawasan harus mampu memberi inspirasi pada
suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang
ditimbulkan dalam mengejar kejayaanya. Dapatdiartikan pula Wawasan
Nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan
lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (interaksi &
interelasi) serta pembangunannya di dalam bernegara di tengah-tengah
lingkungannya baik nasional, regional, maupun global.Dalam mewujudkan aspirasi
dan perjuangan ada tiga faktor penentu utama yang harus diperhatikan oleh suatu
bangsa,yaitu :
1. Bumi/ruang dimana
bangsa itu hidup
2. Jiwa, tekad dan
semangat manusia / rakyat
3. Lingkungan.
Pengertian Wawasan
Nusantara menurut ahli:
1. Prof.Dr. Wan Usman
Wawasan Nusantara adalah
cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara
kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
2. Kelompok kerja
LEMHANAS 1999
Wawasan Nusantara adalah
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
• Wawasan Nasional
Indonesia
Wawasan nasional
Indonesia dikembangkan berdasarkan wawasan nasional secara universal sehingga
dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dipakai negara
Indonesia.
• Dasar pemikiran
wawasan nasional Indonesia
Bangsa Indonesia dalam
menentukan wawasan nasional mengembangkan dari kondisi nyata. Indonesia
dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasan dari bangsa Indonesia yang terdiri
dari latar belakang sosial budaya dan kesejarahan Indonesia.
Untuk itu pembahasan
latar belakang filosofi sebagai dasar pemikiran dan pembinaan nasional
Indonesia ditinjau dari :
1. Pemikiran
berdasarkan falsafah Pancasila
2. Pemikiran
berdasarkan aspek kewilayahan
Gambar laut teritorial
selebar 3 mil dari masing-masing pulau (TZMKO 1939) Gambar pembagian wilayah
laut menurut Konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional1982.
• Hakekat Wawasan
Nusantara
Keutuhan
nusantara/nasional, dalam pengertian : cara pandang yang selalu utuh menyeluruh
dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional.
Berarti setiap warga
bangsa dan aparatur negara harus berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh
menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk produk-produk
yang dihasilkan oleh lembaga negara.
• Asas Wawasan
Nusantara
Merupakan ketentuan-ketentuan
dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar terwujud
demi tetap taat dan setianya komponen/unsur pembentuk bangsa
Indonesia(suku/golongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama. Asas
wasantara terdiri dari:
a. Kepentingan/Tujuan
yang sama
b. Keadilan
c. Kejujuran
d. Solidaritas
e. Kerjasama
f. Kesetiaan terhadap
kesepakatan
g. Kedudukan Wawasan
Nusantara
Wawasan Nusantara
merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat dengan tujuan
agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam rangka mencapai dan
mewujudkan tujuan nasional.
Wawasan Nusantara
dalam paradigma nasional dapat dilihat dari hirarkhi paradigma nasional sebagai
berikut:
a. Pancasila (dasar
negara) sebagai Landasan Idiil
b. UUD 1945
(Konstitusi negara) sebagai Landasan Konstitusional
c. Wasantara (Visi
bangsa) sebagai Landasan Visional
d. Ketahanan Nasional
(KonsepsiBangsa) sebagai Landasan Konsepsional
e. GBHN (Kebijaksanaan
Dasar Bangsa) sebagai Landasan Operasional
Fungsi Wawasan
Nusantara adalah pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan
segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan, baik bagi
penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat
dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.
Tujuan Wawasan
Nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala bidang dari
rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dari pada
kepentingan orang perorangan, kelompok, golongan, suku bangsa/daerah.
• Implementasi Wawasan
Nusantara
Penerapan Wawasan
Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan negara.
a. Implementasi dalam
kehidupan politik
b. Implementasi dalam
kehidupan Ekonomi
c. Implementasi dalam
kehidupan Sosial Budaya
d. Implementasi dalam
kehidupan Pertahanan Keamanan
Keberhasilan
Implementasi Wasantara Diperlukan kesadaran WNI untuk :
Mengerti, memahami,
menghayati tentang hak dan kewajiban warganegara serta hubungan warganegara
dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia.
Mengerti, memahami,
menghayati tentang bangsa yang telah menegara, bahwa dalam menyelenggarakan
kehidupan memerlukan konsepsi wawasan nusantara sehingga sadar sebagai warga
negara yang memiliki cara pandang. Agar ke-2 hal dapat terwujud diperlukan
sosialisasi dengan program yang teratur, terjadwal dan terarah.
Dengan demikian,
wawasan nasional suatu bangsa adalah cara pandang suatu bangsa yang telah
menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba
terhubung (interaksi & interelasi) serta pembangunannya di dalam bernegara
di tengah-tengah lingkungannya baik nasional, regional, maupun global.
B. Paham – paham Kekuasaan
a. Paham Machiavelli
Dalam bukunya tentang politik dengan judul : The Prince
Machiavelli memberikan pesan tentang cara membentuk kekuatan
politik yang besar agar sebuah negara dapat berdiri kokoh, di dalam terkandung
beberapa kostulat dan cara pandang bagaimana memelihara kekuasaan politik
menurut Machiavelli , sebuah negara akan bertahan bila
Menerapkan dalil-dalil
:
• Pertama : dalam
merebut dan mempertahankan kekuasaan segala cara di halalkan
• Kedua : untuk
menjaga kekuasaan rezim , politik adu domba adalah sah.
• Ketiga : dalam dunia
politik ,yang kuat pasti dapat bertahan dan menang.
b. Paham Kaisar Napoleon Bonaparte ( abad XVIII )
Merupakan revilusioner
dibidang cara pandang dan pengikut teori Machiavelli . Napoleon berpendapat
bahwa :
• Perang di masa depan
akan merupakan perang total yang mengerahkan segala
daya upaya dan kekuatan
nasional
• Kekutan politik
harus di dampingi kekutan logistik dan ekonomi nasional yang di
dukung sosbud berupa
IPTEK sautu bangsa demi untuk membentuk kekutan
hamkam dalam mendukung
dan menjajah negara negara Perancis .
O.K.I terjadi invasi
militer besar-besaran oleh napoleon ke negara tetangga dan
akhirnya di rusia (
tetapi menjadi bumerang sehingga Napoleon dibuang di pulau
Elba )
c. Paham Jenderal Clausewitz.
Bersama dengan era
napoleon di rusia hidup jenderal Clausewitz ( diusir napoleon dari negaranya
hingga ke rusia ) .
Clau sewitz kahirnya
bergabung dan menjadi penasehat militer staf umum tentara
kekaisaran rusia .
Jenderal Clausewit menulis sebuah buku tentang perang yang Vom Kriege. Menurut
Clausewit, perang adalah :
• Kelanjutan politik
dengan cara lain .
• Peperangan adalah sah
–sah saja dalam memcapai tujuan nasional suatu bangsa
Pemikiran tersebut
inilah yang membenarkan / menghalalkan Prusia ber ekspansi sehingga menimbulkan
Perang Dunia I dengan kekalahan dipihak Prusia Kekaisaran Jerman).
d. Paham Fuerback dan
Hegel .
Pada abad XV11 maraknya
paham Perdagangan Bebas ( Merchantilism ) merupakan nenek moyang Liberalisme .
• Ukuran keberhasilan
ekonomi suatu negara adalah seberapa besar surplus
ekonominya terutama terukur
dari emas, Sehingga memicu nafsu konolialisme negara barat dalam memcari emas
ke tempat lain. Inilah yang memotivasi columbus memcari daerah baru yaitu
Amerika yang di ikuti Magelhen berkeliling dunia.
e. Paham Lenin ( Abad
XIX )
Lenin telah memodifikasi
ajaran Clausewitz, menurut Lenin, perang ialah : Kelanjutan politik secara
kekerasan .
Bahkan rekan Lenin yaitu
; Mao zhe dong lebih ekstrim lagi ,yaitu perang ialah ;
Kelanjutan politik
dengan pertumpahan darah .
Sehingga bagi komunis /
Leninisme
• Perang bahkan
pertumpahan darah atau revolusi di negara lain diseluruh dunia
adalah sah-sah saja
,yaitu dalam kerangka mengkonomiskan seluruh bangsa di
dunia.
2. contoh dalam
rangka bakti sosial dalam ruang lingkup mahasiswa
A.
mengadakan kegiatan mengajar
kedaerah-daerah terpencil ataupun dengan anak-anak yang putus sekolah di kota.
B.
mengadakan kegiatan
penanggulangan bencana, misalnya di suatu daerah terjadi bencana banjir ataupun
bencana alam yang lainnya kita ikut mengumpulkan donasi dan menyalurkan
bantuan, dapat berupa uang ataupun bahan pangan dan obat-obatan serta pakaian.
C.
Mengadakan kegiatan
pengabdian masyarakat dengan membuat pembangkit listrik ke daerah-daerah yang
belum terjamah listrik. Bisa dengan pembangkit listrik bertenaga angin,
air,matahari dll
D.
Mengadakan kunjungan ke
panti sosial seperti panti asuhan ataupun panti jompo, dengan membagi
kebahagiaan serta memberi santunan.
E.
Mengadakan kegiatan
donor darah, sebagai bentuk partisipasi membantu seluruh masyarakat yang
membutuhkan donor darah.
F.
Mengadakan kegiatan buka
puasa bersama ataupun saur on the road dengan membagikan makanan ke masyarakat
yang membutuhkan.
SUMBER
http://dirikugo.blogspot.com/2011/04/paham-kekuasaan-dan-teori-geopolitik.html
http://anissyafitri.blogspot.com/2013/04/wawasan-nasionalpaham-kekuasaan-dan.html
http://apriliazala.blogspot.com/2014/03/wawasan-nasional-paham-kekuasaan-dan.html
Comments
Post a Comment